Kamis, 20 Februari 2014

MENJAGA KONSISTENSI KEBAIKAN



Jangan kita bahagia ketika baru memulai melakukan kebaikan, jangan juga merasa cukup ketika selesai melakukan kebajikan. Tanamkan dalam diri agar kebaikan itu menjadi tradisi diri yang tak boleh berhenti dalam waktu yang singkat bahkan jadikan ia teman hingga akhir hayat.
Adalah sebuah fitrah kebaikan tidak akan mudah untuk berdiri begitu saja tanpa di ganggu oleh hambatan-hambatan dan godaan. Semakin panjang rentang waktu maka  semakin lama gangguan tersebut bahkan semakin besar bergaris lurus dengan lamanya kekokohan sang kebaikan.
Tak jarang kekokohan kita dalam kebaikan tergelincir karena kesibukan dan sifat lupa sebagai manusia.  Konsistensi pada kebaikan bukan berarti kokoh tanpa tergelincir sesaatpun, karena kita manusia biasa. Ketika tergelincir bersegeralah  tersadar agar kembali pada langkah kebaikan  bukan terlena begitu lama menikmati  ketergelinciran.
Gomong Square, 20 Februari 2014
IWAN Wahyudi
www.iwan-wahyudi.com

Jumat, 14 Februari 2014

MELEJITKAN POTENSI KEBAIKAN DIRI


Dalam diri manusia terdapat 2 potensi yang tidak dapat ditiadakan sama sekali, keduanya hanya dapat diminimalisir, ditekan atau dikerdilkan dengan satu sama lainnya. Dua hal itu adalah sisi/potensi kebajikan dan keburukan yang ada dalam diri manusia.

Ketika potensi kebajikan dibesarkan dan diledakkan dalam bentuk amal, ia secara langsung akan mempersempit ruang keburukan dalam diri dan membatasi ruang gerak amal buruk/jahat.
Bagaimana memupuk dan melejitkan potensi kebajikan dalam diri agar mendominasi sisi buruk yang selalu membayangi. Sepertinya perlu dicoba 5 hal berikut ini :

1.       Membuang dan menyingkirkan semua pengganggu/penghambat untuk berbuat kebajikan.
Faktor penghambat kita berbuat kebajikan datang dari dalam diri (internal) dan dari lingkungan (eksternal). Tak jarang rasa tidak percaya diri dipengaruhi oleh kekurangan yang ada dalam diri atau lingkungan sekitar. Mungkin kita kurang beruntung dilahirkan dari keluarga sederhana dan kekurangan, memiliki tingkat kepintaran tidak diatas rata-rata, terlahir dari keluarga orang biasa saja, Tinggal dilembah gunung dan tepian pantai yang jauh dari kota.
Rasa yang mengkerdilkan kepercayaan diri ini yang harus kita singkirkan, ini akan menjadi factor penghambat melejitkan potensi diri. Hambatan yang berasal dari rasa tidak percaya diri dari keterbatasan ekonomi dan geografis harus kita buang jauh-jauh.

2.       Menghitung Potensi diri.
Kita harus memiliki keyakinan bahwa dari sejuta kelebihan yang dimiliki seorang anak manusia pasti ada satu kekurangannya dan diantara sejuta kekurangan yang dimiliki oleh kita pasti ada satu potensi kebaikan yang dianugerahkan oleh-Nya.
Sisihkan sedikit waktu kita untuk merenung dan menatap diri lebih dalam lagi, bercermin kembali menggali dan menginventarisir potensi baik yang dimiliki.

3.       Temukan 1001 jalan mencapai tujuan.
Setelah penghambat kita singkirkan dan mutiara potensi yang akan dilejitkan tergenggam, selanjutnya temukan jalan kesuksesannya.
Buatlah beberapa alternative jalan kita melangkah menuju kesuksesaan , hal ini penting karena kita tidak boleh terpaku hanya pada satu jalan saja, perlu ada perencanaan cadangan ketika jalan utama memiliki hambatan.
Jalan mencapai tujuan ini harus didasarkan pada potensi diri jangan sekali-sekali  didikte oleh potensi-potensi orang lain yang menggiurkan namun itu bukan sisi kilau mutiara potensi kita.

4.       Merajut asa dalam do’a
Sebagai manusia luar biasa apalagi manusia biasa, kita memerlukan bantuan dari Sang Pencipta. Do’a ini penting karena bentuk pengakuan kehambaan  dan memiliki kekuatan yang kadang diluar batas nalar dan logika kemanusiaan dan ilmiah.
Dan do’a adalah fasilitas yang diberikan-Nya pada semua manusia yang beriman atas segala pengharapan dan keinginan dalam waktu akan datang.

5.       Hadirkan Ikhlas apapun ketetapan-Nya
Ketika manusia telah melakukan persiapan yang matang dan sempurna, semua factor penghambat berhasil disingkirkan dan semua jalan usaha melejitkan potensi  telah optimal digunakan tinggal satu yang harus melekat dalam diri kita, menyandarkan semua urusan pada-Nya dan menerima dengan lapang dada penuh keikhlasan apapun ketetapan-Nya.
Sang Pencipta bisa jadi punya skenario tersendiri yang luput dari radar kemanusiaan kita membaca potensi diri. Setiap ketetapan-Nya walau itu bisa jadi bukan yang kita harapkan namun itulah yang terbaik untuk diri kita pemberian Sang pencipta yang Maha Tau sisi potensi baik dan kekurangan kita.

“ Demi jiwa serta penyempurnaan (ciptaan)nya. Maka Dia mengilhamkan kepadanya (jalan) kejahatan dan ketaqwaannya. Sungguh beruntung orang yang menyucikannya (jiwa itu). Dan sungguh rugi orang yang mengotorinya “ (QS. Asy-Syams (91) : 7-10)


Disampaikan dalam Kajian
Rohis SMAN 1 Kilo Dompu
Senin, 10 Februari 2014


IWAN Wahyudi
www.iwan-wahyudi.com

Rabu, 12 Februari 2014

Dari Ide dan Wacana untuk Langkah dan Narasi

Mencari makna kata  Ide, Wacana, Langkah & Narasi
Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia

IDE :
Rancangan yg tersusun di dalam pikiran; gagasan; cita-cita:

WACANA :  
1 komunikasi verbal; percakapan; 2 Ling keseluruhan tutur yg merupakan suatu kesatuan; 3 Ling satuan bahasa terlengkap yg direalisasikan dl bentuk karangan atau laporan utuh, spt novel, buku, artikel, pidato, atau khotbah; 4 Ling kemampuan atau prosedur berpikir secara sistematis; kemampuan atau proses memberikan pertimbangan berdasarkan akal sehat; 5 pertukaran ide secara verbal;

LANGKAH :
1 gerakan kaki (ke depan, ke belakang, ke kiri, ke kanan) waktu berjalan: dia masuk dng -- gontai; 2 jarak antara kedua kaki waktu melangkah ke muka (waktu berjalan): jalannya cepat dan -- nya panjang-panjang; 3 sikap; tindak-tanduk; perbuatan: kita harus mengambil -- tegas dl menghadapi masalah ini; 4 tahap; bagian: marilah kita telusuri -- demi -- cara berjualan jeruk;

NARASI  :
1 pengisahan suatu cerita atau kejadian; 2 Sas cerita atau deskripsi suatu kejadian atau peristiwa; kisahan; 3 tema suatu karya seni: -- menyajikan sebuah kejadian yg disusun berdasarkan urutan waktu

Sumber : http://www.kbbi.web.id/