Jumat, 25 April 2014

Jangan Menjadi Buih, Semarak Tapi Lemah



Sejenak tengoklah lautan yang luas dari tepi pantai. Kita akan melihat setidaknya 2 hal ; pertama, air lautan yang indah dan saling berkejaran menuju pantai yang bernama ombak dan kedua, buih yang sebagian besar menutupi bagian atas ombak yang menyentuh bibir pantai.

Lihatlah dahsyatnya ombak, ia bergerak dari tengah berawal dari tiupan angin. Terus bergerak dan besar menuju pantai menerjang karang yang kokoh sekeras apapun. Ombaklah yang mengikis karang hingga rapuh dan pecah. Kadang dahsyatnya ombak juga dapat menyeret manusia yang berenang ditepi hingga ketengah.

Tataplah buih ia hanya mulai ada ketika ombak menuju pantai, riuh dan ramai memutih hampir menutupi sang ombak yang menyapa bibir pantai. Tapi genggamlah buih itu, ia hanyalah kumpulan udara berbalut selaput air yang tipis. Lemah, tak berdaya.

Kalau kita ditakdirkan  ada disamudera dan sadar dapat memilih dan punya potensi menjadi gelombang kenapa harus menjadi buih yang hanya ramai, riuh, semarak namun tak berdaya, lemah dan tak dianggap apa-apa?

Aneh rasanya ketika buih bisa mempengaruhi dan mengarahkan kemana arah gelombang atau gelombang yang kehilangan kedahsyatannya karena memilih berkarakter seperti buih yang lemah dan terombang-ambing.

Jangan pernah sekalipun mau menjadi buih wahai sang gelombang samudera.

Gomong Square, 18 April 2014

IWAN Wahyudi
www.iwan-wahyudi.com

Memulai dengan Mengenal Diri Sendiri



Mengenal diri sendiri berarti mensyukuri karunia-Nya, kenapa ? karena ketika mengenal diri dengan berbagai kesempurnaan dibanding makhluk lainnya maka sebagai hamba-Nya akan timbul rasa takjub yang melahirkan ungkapan terima kasih dan syukur pada-Nya.

Dengan mengenal diri sendiri artinya dapat mengetahui potensi dan kelemahan yang dimiliki. Potensi untuk selalu diasah dan dilejitkan pada hal-hal yang bermanfaat untuk menunjang ibadah pada-Nya dan kebaikan untuk orang banyak. Mengetahui kelemahan lebih pada untuk melahirkan kesadaran bahwa dimuka bumi ini tidak ada manusia sempurna yang lepas dari kelemahan. Kelemahan perlu dikenali agar lebih waspada pada titik itulah tingkat dimana kita dapat dibobol dan memacu agar setiap saat selalu belajar supaya kelemahan itu berkurang dan dapat disiasati.

" Kenalilah diri anda. Jika Anda berpikir tentang kemampuan anda, ingatlah kata-kata hikmah: ' Allah merahmati orang yang mengenal kadar dirinya ' " ( DR. Aidh Al-Qarni)

Jangan sampai orang lain lebih mengenal diri kita dibanding kita sendiri yang memilikinya.

Gomong Square, 23 April 2014


IWAN Wahyudi
www.iwan-wahyudi.com