17 Januari 1996
Diujung Desa dibawah himpitan kaki gunung dan lahan
persawahan. Saat perpisahan setelah 2 tahun Allah SWT menakdirkan menimba Ilmu
darinya, Seorang perempuan memberikan saya sebuah kalimat Nasehat “ Selalulah berbuat Baik !, Beramallah untuk
akhiratmu seakan esok hari kau tiada dan bekerjalah untuk duniamu seakan engkau
hidup selamanya.” . Nasehat yang sebenarnya begitu akrab bagi setiap
muslim, tapi entah kenapa nasehat ini yang disampaikan pada saya. Tidak ada
yang special dari untaian kalimat diatas apalagi ia adalah kalimat baru yang
bermuatan sastra.
Januari 2009
13 Tahun setelah rentang waktu
memisahkan, akhirnya waktu dan takdir menggariskan untuk sebuah pertemuan
kembali. Waktu kadang bisa merubah kedudukan dan status tapi saya masih
menempatkan diri sebagai penuntut ilmu pada sang perempuan tersebut . Kali ini
bukan sekedar nasehat yang saya minta tapi juga do’a dan dukungan untuk sebuah
kemenangan. Kemenangan kadang tidak sekedar saya artikan sebagai sebuah
predikat juara seperti 13 tahun silam, Tapi kemenangan lebih saya artikan
sebagai sebuah usaha maksimal mencapai tujuan dan menggantungkan hasil akhir
pada takdir-Nya kemudian menerimanya dengan senyuman dan hati yang lapang.
Karena Dialah yang mengetahui kemenangan mana yang pantas kita sandang tentunya
dengan bonus keridhoan-Nya.
29 Mei 2011
Didepan laptop saya meminta juga
sebuah nasehat pada sang perempuan itu. Kali ini bukan sekedar untuk saya tapi
saya mohon nasehat dan wejangannya untuk
semua murid yang pernah menimba ilmu darinya karena ini dalam sebuah forum public.
Beliau pun memberikan nasehat “ Ibu, hanya bisa memberikan satu kalimat
kunci : bekerjalah tuk duniamu seakan engkau hidup tuk selamanya, dan
bekerjalah tuk akhiratmu seakan engkau akan mati besok.”. Ternyata
sebuah kalimat nasehat yang sama dengan 15 tahun yang lalu.
7 Agustus 2012
Jejak kemuliaan Ramadhan di hari
ke-18 mempertemukan kembali dengan sang perempuan dalam sebuah perbincangan
dunia maya . Masih seperti dulu dengan bahasa yang penuh kerendahan hati yang
khas. Disepertiga akhir malam saya sempat merenungkan kenapa hanya nasehat yang
sama senantiasa beliau sampaikan? Saya rasa orang selevel beliau tentunya
banyak memiliki rangkuman nasehat dari pengalaman hidupnya berhadapan dengan
ratusan bahkan ribuan manusia dengan aneka ragam sifat dan karekter selain
sebuah nasehat yang beliau sampaikan ke saya. Menjelang Fajar saya temukan satu
diantara mungkin banyak kesimpulan yang akan ditemukan bersamaan dengan
berjalannya sang waktu. Kita Hidup di Dunia untuk sebuah perjalan menuju
Akhirat yang Abadi dan keduanya memiliki spirit yang sama BEKERJA. Bekerja
dalam kebhinekaan untuk kejayaan karena Harapan itu masih ada.
Bunda Semoga Syawal nanti kita bisa
bertemu kembali seperti 15 tahun atau 3 tahun yang lalu.
Jafana Garden 18 Ramadhan 1433H.
07.18wita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar