Senin, 20 Mei 2013

BUIH




BUIH . Tataplah sejenak buih dilautan, indah meleleh memutih dibibir pantai pembatas biru lautan dengan pasir pantai. Namun ia tak abadi hanya sejenak lalu kemudian lenyap atau menguap. Tak jarang hanya terombang ambing oleh angin tak tentu arah. Kita tak ingin menjadi sekedar buih dalam rona kehidupan. Tapi kita harus memiliki Jatidiri dan berkarakter, tak mudah terbawa arus dan angin rayuan atau ajakan yang menipu. Setiap detak amal harus berorientasi pada Sang Pencipta lahir dan bathin tak hanya terbalut indahnya sampul.(IWAN Wahyudi)

Minggu, 19 Mei 2013

MENYULAM DO’A


Setiap kita memiliki perencanaan dan cita-cita. Semua daya dan upaya tercurah untuk mewujudkannya sebagai fitrah kemanusiaan. Namun jangan lupa semua tergantung pada kehendak-Nya. Kita, Alam semesta dan semua dinamika yang ada didalamnya masih dalam orbit kehendak-Nya. Menyulam rangkaian benang-benang do’a adalah  jalan menyempurnakan puzzle usaha kemanusiaan dengan rahasia takdir-Nya . Kadang waktu didengar dan dikabulkannya doa begitu panjang bahkan melelahkan, bukan karena Sang Rabb tak mengetahui kebutuhan setiap hamba-Nya namun Dia Maha Tau kapan waktu yang tepat permohonan setiap hambanya harus dijawab dan dikabulkan. Jangan lelah mengetuk pintu langit dalam setiap sulaman do’a kita. (IWAN Wahyudi)
 


Jumat, 17 Mei 2013

KOKOH




KOKOH. Setiap episode kehidupan selalu memberikan warna pada setiap insan. Ada yang terlempar atau tergelincir dari tujuan awal, ada pula yang tetap kokoh dan teguh dalam pendirian dengan cobaan yg  tubi-tubi tanpa hela. 
Dari dermaga, mercusuar dan benda disekeliling kita banyak berkaca tentang mata air ketegaran menghadapi serpihan-serpihan gocangan yang kadang datang silih berganti. Ketegaran dan Kekokohan akan melahirkan kesetiaan pada pijakan yang nilainya tak terhingga dan mempesona setiap penghuni bumi. (IWAN Wahyudi)

Kamis, 16 Mei 2013

MEMBELAH SAMUDERA

Indah dan membirunya samudera adalah pesona yang tak seindah mengarungi dan membelah melintas diatasnya. Kadang ombak besar menggulung bisa saja menelan siapa yang berlayar, badai dahsyat dapat memporakporandakan apasaja dipermukaannya.  Mengarunginya hanya layak bagi pelaut sejati yang berani ketengah bukan sekedar bangga menaklukan tepian pantai.  

Begitu juga kehidupan tak selamanya berada ditepian pantai yang mudah,santai,mempesona tanpa rintangan yg berarti. Kadang kita dipaksa berada ditengah samudera dan membelahnya bersama dengan Badai, ombak yang menggunung , kita hanya bisa besar dan dewasa ketika sering berhadapan dengan tantangan dan ujian-ujian besar yang kadang diluar batas kemampuan kacamata manusia namun ia masih dalam hitungan kapasitas beban personal Sang Arsitek Pencipta Manusia. (IWAN Wahyudi)