Senin, 06 Agustus 2012

BEKERJA di DUNIA untuk AKHIRAT





17 Januari 1996
Diujung  Desa dibawah himpitan kaki gunung dan lahan persawahan. Saat perpisahan setelah 2 tahun Allah SWT menakdirkan menimba Ilmu darinya, Seorang perempuan memberikan saya sebuah kalimat Nasehat  “ Selalulah berbuat Baik !, Beramallah untuk akhiratmu seakan esok hari kau tiada dan bekerjalah untuk duniamu seakan engkau hidup selamanya.” . Nasehat yang sebenarnya begitu akrab bagi setiap muslim, tapi entah kenapa nasehat ini yang disampaikan pada saya. Tidak ada yang special dari untaian kalimat diatas apalagi ia adalah kalimat baru yang bermuatan sastra.
Januari  2009
13 Tahun setelah rentang waktu memisahkan, akhirnya waktu dan takdir menggariskan untuk sebuah pertemuan kembali. Waktu kadang bisa merubah kedudukan dan status tapi saya masih menempatkan diri sebagai penuntut ilmu pada sang perempuan tersebut . Kali ini bukan sekedar nasehat yang saya minta tapi juga do’a dan dukungan untuk sebuah kemenangan. Kemenangan kadang tidak sekedar saya artikan sebagai sebuah predikat juara seperti 13 tahun silam, Tapi kemenangan lebih saya artikan sebagai sebuah usaha maksimal mencapai tujuan dan menggantungkan hasil akhir pada takdir-Nya kemudian menerimanya dengan senyuman dan hati yang lapang. Karena Dialah yang mengetahui kemenangan mana yang pantas kita sandang tentunya dengan bonus keridhoan-Nya.
29 Mei 2011
Didepan laptop saya meminta juga sebuah nasehat pada sang perempuan itu. Kali ini bukan sekedar untuk saya tapi saya  mohon nasehat dan wejangannya untuk semua murid yang pernah menimba ilmu darinya karena ini dalam sebuah forum public. Beliau pun memberikan nasehat  “ Ibu, hanya bisa memberikan satu kalimat kunci : bekerjalah tuk duniamu seakan engkau hidup tuk selamanya, dan bekerjalah tuk akhiratmu seakan engkau akan mati besok.”. Ternyata sebuah kalimat nasehat yang sama dengan 15 tahun yang lalu.
7 Agustus 2012
Jejak kemuliaan Ramadhan di hari ke-18 mempertemukan kembali dengan sang perempuan dalam sebuah perbincangan dunia maya . Masih seperti dulu dengan bahasa yang penuh kerendahan hati yang khas. Disepertiga akhir malam saya sempat merenungkan kenapa hanya nasehat yang sama senantiasa beliau sampaikan? Saya rasa orang selevel beliau tentunya banyak memiliki rangkuman nasehat dari pengalaman hidupnya berhadapan dengan ratusan bahkan ribuan manusia dengan aneka ragam sifat dan karekter selain sebuah nasehat yang beliau sampaikan ke saya. Menjelang Fajar saya temukan satu diantara mungkin banyak kesimpulan yang akan ditemukan bersamaan dengan berjalannya sang waktu. Kita Hidup di Dunia untuk sebuah perjalan menuju Akhirat yang Abadi dan keduanya memiliki spirit yang sama BEKERJA. Bekerja dalam kebhinekaan untuk kejayaan karena Harapan itu masih ada.
Bunda Semoga Syawal nanti kita bisa bertemu kembali seperti 15 tahun atau 3 tahun yang lalu.
Jafana Garden 18 Ramadhan 1433H. 07.18wita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar