Kamis, 09 Februari 2012

Kejahatan Selalu Menghancurkan Nilai Kemanusiaan

Oleh : Cahyadi Takariawan
gambar : Google
gambar : Google

Masih terhanyut dalam narasi Dr. Ahmad Farid, Al Bahrur Ra’iq fiz Zuhdi war Raqa’iq (Samudera yang Dalam dari Zuhud dan Pekerti Luhur). Samudera teramat dalam dan luas, penuh mutiara hikmah, yang membuat kita tak bosan menyelam pada kedalamannya.

Kejahatan dan kemaksiatan, menurut Dr. Ahmad Farid, merupakan faktor yang menyebabkan hati teracuni, sakit dan rusak. Bahaya kejahatan dan kemaksiatan terhadap hati sama seperti bahaya racun terhadap badan. Orang-orang beriman tidak pantas terjebak ke dalam kemaksiatan, karena akan mematikan potensi hatinya. Jika kemaksiatan telah menjadi kesenangan dan rutinitas keseharian, maka bertumpuklah investasi keburukan yang akan mencelakakan kehidupan.


Perhatikan pertanyaan seorang ulama, Ibnul Qayyim, berikut:
“Apa yang menyebabkan Adam dan Hawa diusir dari surga, suatu tempat yang penuh kelezatan, kenikmatan, kebahagiaan dan kesenangan ke perkampungan yang penuh kesakitan, kesedihan dan bencana?”
“Apa yang menyebabkan iblis dikeluarkan dari kerajaan langit, diusir, dikutuk, sehingga bentuknya menjadi jelek dan menjijikkan; bahkan batinnya lebih buruk dari bentuk fisiknya ? Yang tadinya ia dekat dari kerajaan langit, kini menjadi jauh. Semula memperoleh rahmat, kini mendapat laknat. Semula di surga, sekarang ia di neraka yang apinya menyala-nyala. Akhirnya menjadi makhluk yang benar-benar hina-dina.”
“Apa gerangan yang menyebabkan seluruh penduduk bumi hanyut tenggelam akibat air naik setinggi puncak bukit, di masa Nabi Nuh? Apa yang menyebabkan kehancuran berbagai generasi setelah Nabi Nuh?”
“Apa yang menyebabkan badai gurun menguasai kaum Hud sehingga mereka menemui ajal di permukaan bumi bagaikan batang pohon kurma yang rapuh?”
“Apa yang menyebabkan Allah mengirim suara petir yang keras kepada kaum Tsamud sehingga hati dan perut mereka terpotong-potong dan akhirnya mereka pun binasa?”
“Apa yang menyebabkan Allah membalik negeri kaum NabiLuth dan menghancurkan semua yang durhaka? Dan apa pula yang menyebabkan mereka kemudian dihujani batu kerikil dari Sijjil? Semua ini adalah himpunan siksaan yang belum pernah diturunkan Allah kepada umat lainnya”.
“Apa yang menyebabkan Allah mengirim awan penaung yang berisi hujan api yang menyala?”
“Apa yang menyebabkan Allah menenggelamkan Fir’aun beserta balatentaranya di Laut Merah? Apa yang menyebabkan Allah menenggelamkan Qarun beserta gudang-gudang harta benda dan keluarganya ke dalam bumi?”

gambar : Google
gambar : Google

“Apa yang menyebabkan Allah menurunkan berbagai macam siksa dan hukuman kepada Bani Israel berupa peristiwa pembunuhan, penawanan dan penghancuran negeri, atau berupa raja yang zhalim, atau mereka dijelmakan seperti bentuk kera dan babi? Apa yang menyebabkan Allah mengutus kepada Bani Israel, kaum yang memiliki kekuatan yang besar, kemudian merajalela dan membunuh para laki-laki, dan menawan anak-anak dan wanita?”

Semua itu tidak lain karena perbuatan jahat dan maksiat mereka. Bertumpuknya kemaksiatan, kejahatan, kedurhakaan, kemungkaran, tanpa berusaha untuk bertaubat dan keluar dari kegelapan dosa tersebut. Semua kemaksiatan telah menjadi penyebab kehancuran generasi umat terdahulu. Kejahatan selalu menghancurkan nilai kemanusiaan.

Semakin banyak maksiat, semakin hilang sensitivitas hati dan perasaan. Manusia menganggap biasa saja perbuatan jahat, karena banyaknya orang yang melakukan. Manusia menganggap wajar saja perbuatan dosa, karena banyaknya orang yang mengerjakannya.

Ibnu Mas’ud berkata, ”Sesungguhnya orang–orang beriman itu dalam melihat dosa, seperti tengah berada di bagian bawah bukit. Ia khawatir bukit itu longsor dan menimpanya. Dan sesungguhnya orang yang berdosa itu melihat dosanya seperti lalat yang hinggap di hidungnya”.
Bilal bin Sa’ad berkata, ”Janganlah kamu memperhatikan kecilnya dosa atau kemaksiatan, tetapi perhatikanlah agungnya Dzat yang kamu bermaksiat kepadaNya.”

Sudah saatnya kita bertaubat dari maksiat, dan selalu berusaha mengindarinya.
_________

Tidak ada komentar:

Posting Komentar